Selama satu minggu mulai dari tanggal 21-27 Oktober 2013, terlihat ada kesibukan baik di sekolah maupun di lapangan Sukolilo. Sebagian siswa berlatih tapak suci dan sebagiannya lagi berlatih marching band. Itu karena SMP - SMA –SMK Muhammadiyah Sukolilo dipercaya untuk mewakili kecamatan Sukolilo dalam parade seni budaya kabupaten Pati tahun 2013. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda dan HUT Kabupaten Pati ke-690.
Dalam parade ini perguruan Muhammadiyah (gabungan antara SMP-SMA dan SMK Muhammadiyah Sukolilo) menampilkan seni bela diri tapak suci yang diiringi musik Kitaro Matsuri oleh marching band Muhammadiyah Sukolilo. Meskipun pemberitahuan dari kecamatan terhitung mendadak sehingga kurang persiapan, namun sekolah tetap berusaha menampilkan yang terbaik.
Tanggal 28 Oktober 2013 tepat pukul 12.00 WIB siswa dan guru pembina berangkat dari sekolah menuju ke Pati tepatnya di depan toko buku Damai. Sesampainya di sana, siswi SMK Muhammadiyah 3 Sukolilo yang memakai kostum kelelawar berbaris di barisan yang paling depan diikuti marching band yang tampil membawakan lagu diantaranya seribu alasan, meddle java, dont worry, tobat maksiat dan masih banyak lagi. Tapak suci berbaris rapi di belakang marching band sambil menunjukkan kemampuan memainkan ruyung, tongkat serta senjata.
Kontingen kecamatan Sukolilo yang mendapat nomor urut 33 ini tampaknya harus bersabar mendapat giliran dan kenyataan bahwa waktu tampil dikurangi dua menit sehingga menjadi tiga menit. Waktu yang singkat tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa. Memasuki karpet merah di alun-alun simpang lima, siswa-siswi muhammadiyah perwakilan Sukolilo mulai tampil. Diawali dari siswi SMK berkostum kelelawar yang memberi salam kepada bapak Bupati Hariyanto dilanjutkan penampilan putera-putri tapak suci muhammadiyah sukolilo yang menampilkan jurus-jurus dasar, bantingan, formasi gapura, dan terakhir pemecahan kendhil yang berisi tulisan sukses kabupaten Pati. Penampilan tersebut diiringi oleh marching band.
Acara yang baru pertama kali diselenggarakan di Pati ini berhasil menarik perhatian masyarakat. Mereka memadati sepanjang jalan di alun-alun untuk menyaksikan berbagai kesenian yang ditampilkan oleh perwakilan kecamatan dan komunitas kesenian. Meskipun dikatakan kurang mengusung budaya lokal seperti yang menjadi tujuan utama namun semoga acara semacam ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya untuk memupuk rasa bangga terhadap budaya yang kita miliki.
Video
Dalam parade ini perguruan Muhammadiyah (gabungan antara SMP-SMA dan SMK Muhammadiyah Sukolilo) menampilkan seni bela diri tapak suci yang diiringi musik Kitaro Matsuri oleh marching band Muhammadiyah Sukolilo. Meskipun pemberitahuan dari kecamatan terhitung mendadak sehingga kurang persiapan, namun sekolah tetap berusaha menampilkan yang terbaik.
Tanggal 28 Oktober 2013 tepat pukul 12.00 WIB siswa dan guru pembina berangkat dari sekolah menuju ke Pati tepatnya di depan toko buku Damai. Sesampainya di sana, siswi SMK Muhammadiyah 3 Sukolilo yang memakai kostum kelelawar berbaris di barisan yang paling depan diikuti marching band yang tampil membawakan lagu diantaranya seribu alasan, meddle java, dont worry, tobat maksiat dan masih banyak lagi. Tapak suci berbaris rapi di belakang marching band sambil menunjukkan kemampuan memainkan ruyung, tongkat serta senjata.
Kontingen kecamatan Sukolilo yang mendapat nomor urut 33 ini tampaknya harus bersabar mendapat giliran dan kenyataan bahwa waktu tampil dikurangi dua menit sehingga menjadi tiga menit. Waktu yang singkat tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa. Memasuki karpet merah di alun-alun simpang lima, siswa-siswi muhammadiyah perwakilan Sukolilo mulai tampil. Diawali dari siswi SMK berkostum kelelawar yang memberi salam kepada bapak Bupati Hariyanto dilanjutkan penampilan putera-putri tapak suci muhammadiyah sukolilo yang menampilkan jurus-jurus dasar, bantingan, formasi gapura, dan terakhir pemecahan kendhil yang berisi tulisan sukses kabupaten Pati. Penampilan tersebut diiringi oleh marching band.
Acara yang baru pertama kali diselenggarakan di Pati ini berhasil menarik perhatian masyarakat. Mereka memadati sepanjang jalan di alun-alun untuk menyaksikan berbagai kesenian yang ditampilkan oleh perwakilan kecamatan dan komunitas kesenian. Meskipun dikatakan kurang mengusung budaya lokal seperti yang menjadi tujuan utama namun semoga acara semacam ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya untuk memupuk rasa bangga terhadap budaya yang kita miliki.
Video